Curhatan Anak Kos : Edisi Sisi Lain Mak Kos

   Selamat malam, kembali lagi bersama saya, chusnul sang pemilik blog ini. *Ala penyiar radio* Apaan sih *kibasin tangan*
   Oke malam ini adalah malam yang panjang untuk saya sebagai penyandang status jomblo, tentunya penderitaan itu belum usai mengingat insomnia akut yang saya derita. Kemudian saya putuskan untuk berkencan dengan blog tercinta ini. Anyway, dalam tulisan 'Curhatan Anak Kos' sebelum-sebelumnya, saya sering bahkan terlalu sering membahas bagaimana pelitnya mak kos saya mengenai air bersih, tapi kali ini beda, ya meskipun tingkat kepelitan air bersih masih tinggi.

   Ide untuk membuat cerita mak kos kali ini muncul ketika saya mencoba merenungi apa yang telah mak kos lakukan buat saya dan penghuni kos saya. Ternyata, mak kos itu adalah sosok yang juga baik. Dulu ketika semester satu, yaitu awal saya masuk di kos 38, lewat cucunya yang super mak kos memberi beberapa potong kue. Entahlah dalam hal apa mak kos bisa menjadi sosok dermawan. saya masih ingat benar, waktu itu saya sendirian di kos karena beberapa mbak kos yang lain sudah pulang ke kampung halaman. Lalu yang kedua, mak kos juga memberi kue waktu saya dan mbak riri sedang bersih bersih kamar untuk persiapan pindah ke kos 11. Selanjutnya, di semester 2, tepatnya beberapa hari setelah hari raya qurban, mak kos mengundang kami makan-makan di rumahnya, yaitu kos 11 sekalipun saya kurang menikmati makanannya karena sebagian besar lauk berasal dari daging kambing. Saya tersiksa. Saya lupa kebaikan apalagi, tapi hari ini, mbak helgi sakit. Mak kos datang ke kamar untuk menjenguk, kemudian datang lagi untuk membawakan roti tawar. Betapa so sweetnya.

   Setelah saya renungi lagi, mak kos itu baik. Dia nggak pernah ngeluh meskipun beberapa anak kos sering bayar kosnya telat. Dia selalu senyum walau kadang sambil marah. Lagi, ketika saya mengamati, mak kos adalah sosok yang menyedihkan menurut saya.

   Mak kos adalah wanita tua yang mungkin berusia sekitar 60 tahunan. Suaminya sudah lama meninggal, dia punya 2 anak laki-laki yang sudah berkeluarga dan tinggal terpisah dengannya. Kadang cucunya datang, kadang juga nggak. Yang paling menyedihkan menurut saya adalah ketika malam. Mak kos selalu menghabiskan waktunya di depan televisi sambil menyaksikan sinetron dan itu hal yang paling mengganggu menurut saya ketika bersamaan dengan race MotoGp. Tapi bukan itu, mak kos sendirian menonton televisi, kadang sampai mengantuk di depan televisi. Saya tahu apa yang ada dalam benaknya. Dia kesepian.

   Apa yang paling diharapkan seorang yang sudah tua? saya sendiri merencanakan untuk tinggal bersama anak dan cucu saya ketika tua. Hidup bahagia dengan mereka. Mungkin itu juga yang diinginkan mak kos saya. Tapi 2 orang anaknya tinggal terpisah dengannya. Cucunya datang kadang-kadang. Saya dan tentunya penghuni kos yang sebagian besar adalah mahasiswi selalu sibuk dengan tugasnya. Ingin kami menemani, tapi ada 2 hal yang mengganggu. Pertama tugas dan yang kedua adalah 'sungkan'.

   Saya kira itu dulu yang perlu saya share hari ini. Cukup sekian dan terima kasih. Selamat tidur guys :)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Perjalanan Menuju Stasiun

Suara Angin Lewat

Sesekali Dalam Sehari