Postingan

Popping Memories

Hi, again This morning, out of nowhere, i feel like kinda missing thing. It happened just like that. Like when i wanted to order a train ticket to go home, i suddenly remember my last train trip. I just dunno why, this should not happen to me. We just had a day spent together, but the memory we had last time popped out and i couldn't do anything, but feel sad. It's like a video playing in my mind when he sat on the floor waiting for me infront of the exit door in train station and i walked to him. His smile, i still remember very well. It sticked out. He always smile. This thing made it harder to forgive myself. Did i hurt him? did i miss him? How i always end up regretting things. After all these judgements, i still make worse decision. I suddenly want to cry on, yet i'm facing lot of people and i'm holding it on while writing this. He is kind, but i always have this negative thinking. Do i really deserve this kind of life? All those overthinking to prevent me from bei

Memerankan Carol

Aku selalu bertanya-tanya, mengapa libur panjang, seperti libur tahun baru atau menjelang lebaran, stasiun dan bandara menjadi ramai sesak, serta jalan-jalan menjadi macet? Mengapa orang-orang mengorbankan banyak hal hanya agar bisa pulang ke kampung halaman? Hari ini aku terpaksa naik kereta menuju Jakarta untuk menghadiri undangan mengisi kuliah, karena tiket pesawat sudah habis sebulan lalu. Pasar Turi memang stasiun paling ramai, karena padatnya jadwal kereta, tapi hari-hari ini ramainya luar biasa sehingga membuatku pusing. Bahkan di ruang tunggu eksekutif tak ada bedanya denggan ruang tunggu ekonomi: orang-orang berlalu-lalang membawa koper besar dan kerdus, anak-anak kecil berlarian dan menangis, sementara yang lain sibuk memainkan gawai dan beberapa lainnya tertidur kelelahan. Suatu hari aku bertanya kepada salah satu staf pengajar di departemenku, "Kenapa harus menunggu lebaran untuk pulang?" Dia menjelaskan padaku sembari mengejekku sebagai kaum berprivilese dan men

Done Trying

 Akhirnya aku menulis lagi.. Selalu butuh patah hati untuk kembali menulis di sini. Tapi sejujurnya, ada beberapa tulisan yang tak selesai di draft. Hanya saja tak layak, karena tak selesai. Setelah apa yang terjadi di tahun 2021, aku bisa menemukan diriku perlahan membuka diri pada orang baru, berusaha saling mengenal, dan bertukar emosi. Aku memulai dengan meyakinkan pada diriku, "tidak harus menemukan seorang pasangan, barangkali cukup kawan bicara yang sepadan." Rupanya hal seperti itu tidak ada. Hahaha, naif sekali. Semuanya baik-baik saja sebelum trauma masa lalu pelan berjalan masuk pada ruang-ruang kosong di pikiran. "Kenapa tidak lagi sering menelpon? kenapa tidak lagi merespon pesan dengan cepat di waktu senggang? kenapa harus menunggu siang hari untuk merespon pesan semalam? Apa ada gadis lain?" Ada semacam pertarungan antara kesadaran di dalam pikiran dan alam bawah sadar pada emosi. You have no right to ask for more, but doesn't it all matter to bot

Tepat Di Depan Mata, Demokrasi Lahir dan Sekarat

 Apakah pada akhirnya, kita akan bersepakat dengan Plato tentang orang-orang bodoh yang saling berebut menjadi nahkoda? Aku ingat sekali bagaimana orang-orang salah paham mengenai demokrasi yang tidak mendapatkan restu dari filsuf yang paling sering disebut dalam mata kuliah filsafat, Plato. Ide awal demokrasi memang memuat harapan-harapan banyak orang. Mereka yang sudah muak dengan era diktatorian, aristorian dan juga kerajaan, ketika kekuasaan memusat pada orang-orang tertentu. Banyak orang mengira bahwa demokrasi akan mendatangkan harapan agar orang di luar garis keturunan raja, di luar mereka yang terpelajar, dan di luar garis eksklusifitas mampu menembus ruang kendali dan duduk di kursi nahkoda. Mereka yang merasa tidak terwakili dan tidak dibela oleh siapapun pada akhirnya bisa menitipkan satu-dua harapan pada pentolan kelompoknya untuk membuat perubahan. Nyatanya, sistem yang diagung-agungkan itu tumbuh menghancurkan mereka yang menaruh harapan pada sistem itu. Perlahan tapi pas

Frugal Living: Trend and Philosophy

 You may see it on the social media profiles about people identified themselves as one of those had it applied frugal living. So, what is frugal living? I haven't read any book specificly about frugal living. There are many, but i just don't want to buy, because i don't need one. But as far as i know, concept first known when America faced The Great Depression during The World War II. The aconomic crisis required people to appreciate the value of the money and reduce waste. As for now when the idea of the frugal living emerge the surface and become a trend in our society, especially the youth generation, while we aren't facing the same thing. The most possible reason i can think isn't just about 'economy'. We are now facing climate crisis for the cost of our life behavior. So, the old concept of frugal living can't be adopted the way it was. Most people may missunderstood about frugal living is reduce expense as much as they can. Buy cheap clothes, eat c

Perjalanan Menuju Stasiun

  Itu adalah tujuh jam yang singkat, tetapi mata dan tubuh kami punya batas untuk merespon kemauan otak dan melanjutkan percakapan. Lalu, masing-masing kami harus melanjutkan perjalanan masing-masing. Pergi ke tempat tujuan masing-masing.   Kupikir aku tak akan paham bagaimana bisa Celine memutuskan turun dari kereta dan menghabiskan sepanjang malam mengobrol dengan Jesse pada seri pertama Before Sunrise. Dua bulan lalu aku naik dari Surabaya menuju Jakarta. Seperti biasa kubuka buku, bukan untuk membunuh waktu-waktu bosan, tetapi untuk berjaga-jaga agar tak ada yang mengajakku bicara. Aku punya teori bahwa dua benda paling ampuh yang bisa melindungi manusia dari percakapan yang tak diinginkan adalah buku dan headset. Teori ini sudah kuuji dalam berbagai perjalanan darat, laut, dan udara. Kombinasi keduanya sangat dianjurkan bagi mereka yang menghindari percakapan basa-basi dan kecanggungan menghadapi orang asing. Kala itu kubawa satu buku Intan Paramaditha favoritku, Sihir Perem

In My Head

"When was the last time you fall asleep while waiting for a text?" I often wondered when was it? Perhaps, it was the last time i dated someone, few years ago. But, i didn't remember when was exactly the time and whose text i was waiting for. I remember keeping myself awake while i was very sleepy and i typed in the chatbox back, mixing the conversation we had and dream i was having at that time and i remember i was addicting to the story told by my ex that made me stay up until morning. That was the longest call i ever had. That was fun. and i was wrong... weeks ago, i matched with someone from bumble. I swept him right just because a flash of curiousity of him. He wrote a line in his bio that lately i knew that was lyric of a song. There were no many information about him which often be my consideration while swipping. But i ignored it all. I was interested in " either it's a government drone or an alien spaceship" he wrote something like that and that was