Postingan

Menampilkan postingan dari Mei, 2015

Cerita Pendek : Perjalanan Pulang

Perjalanan pulang sore hari, jalanan macet dipenuhi kendaraan. Kunyalakan radio yang memutarkan lagu-lagu lawas, kami menikmatinya. Tiba-tiba teringat bertahun-tahun lalu, perjalanan pulang sore hari bersamanya. Menyenangkan mengingat memori kami. “Mau menepi sebentar?” tanyaku padanya. Dia mengernyitkan dahi, seolah berkata tidak bisa mengabulkan permintaanku. “Kalau sudah tidak macet.” Aku tersenyum memberikan penjelasan Dia mengangguk, lantas melihat ke arahku. “Ada apa?” Tak kujawab pertanyaannya. Kuturunkan sedikit kaca mobil, lantas kukeluarkan tangan kiriku sampai pergelangan. Angin melewati celah-celah jari, hangat. Suhu di dalam jauh lebih dingin. Kugerak-gerakkan jemariku, kemudian bersandar di pintu yang terkunci rapat. Dulu sekali, perjalanan pulang di sore hari selalu menyenangkan. Romantis tak terkatakan. Dia duduk di depan memboncengku. Kayuhannya pelan, kami selalu menikmati perjalanan pulang. Kesempatan berdua beberapa menit yang berharga, den

Cerita Pendek : Insecure

Sekian lama kami saling diam, tenggelam dalam aktivitas masing-masing. Malam minggu ini seperti biasa, ketika dia datang untuk bertemu (?). Kuhidangkan secangkir cappucino untuknya ,dan secangkir cokelat panas untukku, lantas dia berkencan sendiri dengan laptop dan urusan bisnisnya, sedang aku menenggelamkan diri dengan buku-buku fiksi, pensil, dan kertas sketsa. Kumisnya tipis, rambutnya sedikit lebih panjang dari biasa, kantung matanya bertambah tebal, aku tahu banyak urusan yang mengganggu pikirannya beberapa hari terakhir. Meski begitu kami masih meluangkan malam minggu bersama. Sadar aku mengamatinya, dia meraih tangan kananku dengan tangan kirinya. Mengusap tanganku dua kali, lantas menggenggamnya. Kulepaskan genggamannya, lantas kudekatkan diriku, dan merapikan rambutnya. Sekarang aku duduk tepat disampingnya, mengambil posisi membelakanginya. Bersandar. “Aku akan keluar kota esok lusa,” ucapnya tiba-tiba. Aku tak pernah terkejut mendengar kalimat semacam itu, bahkan ket

Pulanglah, nak

Malam melelap, jutaan ekor terbebaskan jiwanya di kala malam. Sedang beberapa melebur dosa dengan doa, tidur, dan sakitnya, sementara lainnya menebarkan. Ratusan kilometer jauhnya, ketika manusia melampaui batasan bernama jarak. Ditengah lelap sang anak, seorang Ibu menelepon. Jarum jam masih menunjukkan pukul dua pagi. Sayup si anak melihap telepon genggamnya, gemetar dengan tanya mengapa sang Ibu menelepon sepagi ini. "Halo, assalamulaikum," telepon diangkat. "Waalaikum salam. Nak, bagaimana kabarmu?" Ibu itu bertanya dengan nada berat. Tertanya dalam batin si anak, ada apa dengan Ibunya. "Baik, bu. Apa Ibu sakit?" "Tidak, hanya rindu padamu," jawabnya singkat. Sudah hampir dua bulan lamanya mereka tak berjumpa. Tiba-tiba terasanya nyeri hati si anak mendengar jawaban sang Ibu. Pekerjaan memakan terlalu banyak waktunya barang untuk sekedar menelepon, mendengar suara sang Ibu. Apalah yang bisa diperbuat pesan singkat, bahkan telepon t

Tanya Manusia (?)

Tiba-tiba cermin memantulkan mata, nanar kupandang sendiri wujudku. Sekelebat tanya, tanya, kemudian tanya. Aku manusia. Apa itu manusia? Tuhan menuhan... dewa mendewa... manusia menghamba, mendewa, menghewankan sesama. Sama? Apa kita sama? Kicau-kicauku tak bermakna. Sendiri, kujawab dengan menduga-duga, meraba kemungkinan terdekat. Katanya, ini pikir yang menjadikanku ada. Tanya-tanya bodoh sampai habis daya. Ah sudahlah, hanya renungan bocah saja. (Diposting pertama kali di akun Facebook 20 Mei 20015, 20:30)

Kacamata Amatiran : Prediksi, Perkenalan dan Perjanjian

Salam, beberapa waktu lalu saya berjanji untuk menulis kembali menenai urusan hati, and this is it. Sebelumnya, saya akan memberitahu terlebih dahulu, yang kalian baca nanti bukan saran maupun tulisan seorang profesional. Tulisan ini hanya tulisan amatiran yang ingin berbagi pemikiran, mungkin juga perasaan (?). Saat ini saya sedang ada di atas kereta api, perjalanan pulang dari Surabaya ke Bojonegoro. Saya teringat beberapa teman pernah menanyakan pendapat saya mengenai hubungan percintaannya. Ada yang bercerita mengenai pasangan yang menuntutnya untuk lebih dewasa ( tidak sering cemburu, marah, dsb), ada yang bercerita mengenai pasangannya yang terkesan posesif, ada yang bercerita mengenai pasangannya terlalu akrab (dekat bahkan genit) dengan perempuan/laki-laki lain, atau mengenai pasangannya yang berselingkuh, dan banyak lainnya. Sebelumnya memutuskan untuk menjalin hubungan, kita semua pasti sudah mengenal pasangan, bukan? dan tentu kalian sedikitnya paham mengenai sifat, k