Postingan

Menampilkan postingan dari November, 2014

Dua Tahun Berproses di LPM Mercusuar

   Salam,    Minggu pagi waktu untuk bersantai. Saat ini, saya berhadapan dengan sebuah laptop, setelah sekian lama berkutat dengan tulisan lain. Saya ingin bersyukur, mengucapkan terima kasih yang dalam pada Tuhan. Untuk apa? untuk segala yang diberi tanpa saya meminta, untuk segala yang diberi melibihi harapan, untuk apapun yang hadir dalam hidup saya.    Saya mencintai tulisan, begitu juga saya mencintai bacaan. Pada pers saya menaruh ketertarikan, 'ksatria bertinta' adalah nama yang saya hadiahkan pada jurnalis-jurnalis murni, yang mengabdikan dirinya untuk menulis dan pembaca yang menikmati tulisannya. Sebelum menjadi mahasiswa, sejak saya duduk di bangku SMP, mimpi menjadi wartawan pernah menggantung dua sentimeter di depan kening saya. Alasannya lucu, karena saya ingin bertemu Pedrosa, alasan lainnya pun begitu, karena saya ingin berkeliling dunia, tanpa saya tahu 'aturan menjadi jurnalis'. Anak muda dengan impian dan idealisme yang tergantung tinggi, sama

Menulis

Halo, sekian lama tidak menulis. Disini, disebuah ruangan lantai 3 rektorat, dengan kaca-kaca yang terbuka. Saya mendengarkan materi penulisan artikel, tahap motivasi. Saya jadi ingin menulis, karena itu lewat telepon genggam saya, tulisan ini saya mulai. Saya teringat novel saya yang terbengkalai selama beberapa tahun, tapi menulis itu proses, menulis itu keinginan dan fokus. Saat ini keinginan saya untuk merampungkan novel dikalahkan oleh tugas-tugas saya sebagai mahasiswa. Terkadang saya berfikir untuk mengambil cuti dan berfokus untuk menulis, tapi sekitar menghendaki saya untuk berfokus pada status mahasiswa saya. Bukan menjadi alasan sebenarnya. Tapi kawan, jika kamu menulis sebuah novel atau cerita, pernahkah kamu merasa seperti tidak ada apapun selain kamu dan laptop atau apapun yang kamu gunakan untuk menulis? seperti kamu melepaskan realitas yang kamu jalani dan masuk ke nadi tulisanmu, kehidupan alien yang tak diketahui orang-orang sebelum siap dibungkus untuk dibaca khalay