Menulis

Halo, sekian lama tidak menulis.
Disini, disebuah ruangan lantai 3 rektorat, dengan kaca-kaca yang terbuka. Saya mendengarkan materi penulisan artikel, tahap motivasi. Saya jadi ingin menulis, karena itu lewat telepon genggam saya, tulisan ini saya mulai. Saya teringat novel saya yang terbengkalai selama beberapa tahun, tapi menulis itu proses, menulis itu keinginan dan fokus. Saat ini keinginan saya untuk merampungkan novel dikalahkan oleh tugas-tugas saya sebagai mahasiswa. Terkadang saya berfikir untuk mengambil cuti dan berfokus untuk menulis, tapi sekitar menghendaki saya untuk berfokus pada status mahasiswa saya. Bukan menjadi alasan sebenarnya. Tapi kawan, jika kamu menulis sebuah novel atau cerita, pernahkah kamu merasa seperti tidak ada apapun selain kamu dan laptop atau apapun yang kamu gunakan untuk menulis? seperti kamu melepaskan realitas yang kamu jalani dan masuk ke nadi tulisanmu, kehidupan alien yang tak diketahui orang-orang sebelum siap dibungkus untuk dibaca khalayak. Saya selalu lupa waktu ketika sedang menulis novel, sehingga untuk kembali  memijakkan kaki ke bumi dan mengerjakan tugas menjadi sangat sulit. Seringkali menangis, tertawa, jatuh cinta, patah hati saya lakukan sendiri untuk mendalami keseluruan yang saya tulis. Gila? memang. Tulisan saya tidak sebagus penulis2 ulung yang namanya muncul di toko-toko buku, tapi menulis saja selalu membuat saya senang. Ada yang saya lepas melalui tulisan.Dan hal paling membahagiakan adalah ketika hasil itu dibaca, sekedar dibaca saja. Penulis adalah mereka yang menulis. Saya? terkadang.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Perjalanan Menuju Stasiun

Suara Angin Lewat

Kebebasan Semu dan Kesepian yang Nyata