Postingan

Menampilkan postingan dari November, 2015

Adik Saya Bernama Tatub

Salam, Saya menulis setelah menyelesaikan pekerjaan di rumah, ditemani susu coklat hangat dan puding labu yang saya buat kemarin. Bersantai sejenak. Kali ini saya akan menulis tentang kehidupan sebagai kakak perempuan dari adik laki-laki. Saya memiliki adik laki-laki yang akan berusia 10 tahun pada awal Desember mendatang. Namanya Maschub, saya biasa memanggilnya Tatub atau Atub. Selama di rumah, saya kadang mempersiapkan segala keperluan sekolahnya. Mulai dari membangunkannya tidur, membuatkan sarapan, menata buku pelajaran, hingga memastikan alat-alat tulisnya layak digunakan. Setiap kali, saya bangunkan Tatub jam 05.30, atau mungkin sebelumnya. Tatub harus ke kamar mandi lama untuk buang air besar sekaligus main air, jadi ketika membangunkannya, saya katakan, "Udah jam setengah tujuh, ayo bangun," hanya agar dia tidak telat. Kadang harus digendong sampai kamar mandi, kadang juga harus dicubit agar mau bangun. Saya jadi ingat saat ibu membangunkan saya sewaktu mas

Lewat Tulisan

Pram bilang, menulis adalah pekerjaan untuk keabadian. Jika umur hanya bertahan 60-70 tahun, atau bisa saja lebih, bahkan kurang, maka menulis membuat orang hidup lebih lama. Hidup dipikiran orang-orang selama puluhan tahun atau bahkan ratusan tahun lebih lama. Itu mengapa pekerjaan menulis menarik antusias saya. Membaca karya tulis juga membuat saya mengenal orang-orang dari berbagai zaman yang berbeda. Seperti mendengar penulis bercerita tentang pikirannya, bahkan saya bisa memilih orang mana yang ingin saya dengarkan dan yang sama sekali tidak saya inginkan. Beberapa waktu lalu, seseorang bertanya di akun sosial media. Dia, yang tidak saya ketahui, bertanya tentang kerennya penulis. Saya katakan, salah satunya adalah tentang penulis yang hebat akan lebih hebat dari eksekutor, atau siapapun yang memegang senjata. Senjata adalah salah satu sumber kekuatan dan kekuasaan. Dia bisa digunakan untuk memaksa orang lain melakukan apa saja yang diinginkan pemegang senjata. Jika tidak, ma

Menjadi Tepat

Salam, Akhirnya saya kembali menulis lagi. Kali ini saya menulis dalam perjalanan menuju Surabaya. Saya baru saja membaca sebuah buku yang inspiratif, tapi bukan itu yang ingin saya tulis. Saya ingin menulis tentang perasaan saya. Sejauh empat bulan kami, saya dan kekasih, bersama. Beberapa hal datang, beberapa hal terjadi, syukurlah kami masih bersama. Saya akan menuliskannya beberapa di sini. Kami tidak berlatar belakang studi yang sama. Saya tidak banyak tahu tentang apa yang dia pelajari, begitupun dia tak banyak tahu tentang apa yang saya pelajari. Meski begitu kami berusaha mengenal masing-masing. Saya selalu mendengarkan ketika dia mulai bercerita mengenai hal yang sedang dikerjakannya, begitupun dia banyak mendengar tentang ketertarikan saya. Saya kadang tak mengerti apa yang dibicarakannya, meski sudah bertanya. Meski begitu saya dengarkan saja, dia tahu saya tak paham. Beruntungnya, ilmu politik adalah ilmu yang mungkin banyak sekali dibicarakan orang, banyak diberita