Done Trying

 Akhirnya aku menulis lagi..

Selalu butuh patah hati untuk kembali menulis di sini. Tapi sejujurnya, ada beberapa tulisan yang tak selesai di draft. Hanya saja tak layak, karena tak selesai.

Setelah apa yang terjadi di tahun 2021, aku bisa menemukan diriku perlahan membuka diri pada orang baru, berusaha saling mengenal, dan bertukar emosi. Aku memulai dengan meyakinkan pada diriku, "tidak harus menemukan seorang pasangan, barangkali cukup kawan bicara yang sepadan." Rupanya hal seperti itu tidak ada. Hahaha, naif sekali.

Semuanya baik-baik saja sebelum trauma masa lalu pelan berjalan masuk pada ruang-ruang kosong di pikiran. "Kenapa tidak lagi sering menelpon? kenapa tidak lagi merespon pesan dengan cepat di waktu senggang? kenapa harus menunggu siang hari untuk merespon pesan semalam? Apa ada gadis lain?"

Ada semacam pertarungan antara kesadaran di dalam pikiran dan alam bawah sadar pada emosi. You have no right to ask for more, but doesn't it all matter to both? I keep questioning things and to keep myself from unnecessary debate. I tried to calm down my mind, again and again, fight against my own thoughts. And after all these times dealing with the same things, restless nights, i said my self to stop. May be, i'm not good enough and that's why i wasn't ready yet. But i feel so tired of this cycle. I'm tired to meet another one, put effort to get to know each other, building connection, then be stranger to each other. I'm done trying. I think, i can not afford any other broken heart, sacrificing my own sanity.

Kemarin aku sudah beradaptasi dengan panjang umur yang menyiksa. Barangkali nanti aku juga lebih bisa berkawan dengan sepi.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Perjalanan Menuju Stasiun

Suara Angin Lewat

Kebebasan Semu dan Kesepian yang Nyata