Kenampakan

Kurekatkan satu
per satu
tali sepatu,
dengan begitu
dapat kulempar taliku
saat sabit,
saat matanya menyipit
seperti mengemu senyum
di ujungnya
yang lancip. Ya,
di senyum matanya.

Simpul tali,
simpul senyum,
aku tertawa geli.
Hari-hari menali
adalah hari-hari merekatkan diri.
Waktu-waktu mengikat
adalah waktu-waktu penuh berkat.

Tapi,
tetap kutunggu purnama.
Saat ia begitu
dekat. Lekat.
Dan, di bola matanya yang bulat,
aku menenggelamkan diri
sampai dasar.
Ia gelap,
dingin,
dan tak bercahaya.
Aku lupa untuk apa
tali ini kubuat.


Bojonegoro, Mei 2018.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Perjalanan Menuju Stasiun

Suara Angin Lewat

Sesekali Dalam Sehari