Mati Tanpa Merasa

 
Diantara rinduku, kamulah empunya
Sebuah pohon tumbuh dan mengakar
Jantung bumi berdetak, hidup
Mengikat dan tumbuh lebat

Diantara sakitku, kamulah biangnya
Taring ular menancap dan bisa mengalir
Kematian mendekat, sangat dekat
Penawar menyaratkan ajal

Duhai sayang,
Diantara pohon dan ular itu pertahanan dibuat
Satu sama lain menguatkan
Tapi kemudian tak ada hidup disana, meski dia tak mati

Duhai sayang,
Tak ada nafas meski jantung berdetak
Tak ada mimpi meski esok datang menemui
Pada garis batas dia kucari
Tapi menghilang tak tersisa
Tak ada jasadnya, tak ada obatnya
Dia telah mati tanpa merasa

Surabaya, 9 Desember 2014  (00.32)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Perjalanan Menuju Stasiun

Suara Angin Lewat

Kebebasan Semu dan Kesepian yang Nyata