Perjalanan Menuju Stasiun: Pintu Kedatangan
"Jika dia datang padaku, maka aku akan berlari menujunya." Duduk, bengong, sambil melihat matahari tenggelam agaknya menenangkan. Entah kemana mataku tertuju. Apakah itu gradasi warna dari biru menuju abu terang, dan oranye semakin ke barat? ataukah itu awan-awan berwarna abu yang menggantung di langit-langit? kemana tepatnya mataku memandang, aku sendiri tidak tahu. Ketika kucoba untuk memikirkannya agar fokus pada apa yang ingin kuamati, aku justru terjatuh pada kesadaranku. Rasanya seperti merobek kertas lamunan untuk memastikan sesuatu yang aku sendiri tak tahu. Pasar turi ini stasiun paling bising dari semua stasiun yang ada di Surabaya. Meski begitu setiap stasiun selalu lebih menyenangkan untuk disinggahi. Seperti memunculkan harapan, meski hanya letupan kecil. Aku masih mendengarkan lagu yang direkomendasikan Arif pada pertemuan kami di kereta menuju Jakarta beberapa bulan lalu: Majelis Lidah Berduri, Mitsky, dan tentu saja lirik yang ia kutip pada bagian belakang ka