Segelas Es Teh di Tengah Udara Panas
Di atas kereta yang masih bergerak cepat, aku berjalan menuju pintu keluar. Keretaku hendak sampai, dan aku berjalan mendekati pintu. Dari kaca kulihat laju kereta kencang, cepat sekali, seolah semua ditinggalkannya di belakang tanpa ragu. Kenyataannya, aku berdiri di situ, memadang keluar kaca, dan di dalam diriku ada rasa penasaran yang timbul-tenggelam, bagaimana rasanya melompat dari atas kereta? Meski begitu segera kuhentikan. Rasa penasaran itu hampir sama ketika aku melintas lorong dari 3 kantorku. Apa rasanya melompat dari ketinggian? Atau seperti ketika aku melintasi jembatan panjang sembari melihat sungai di bawah. Aku selalu membayangkan diriku jatuh. Atau di saat-saat tertentu, aku membayangkan diriku terluka, entah karena sebab apa. Hasrat untuk mengakhiri hidup kadang timbul sesekali, tapi selalu dengan segera kutenggelamkan. Kadang aku berpikir, apa yang tersisa dari hidup, yang membuatnya layak dijalani? Apa yang masih bisa kita harapkan dari hidup. Tiap hari aku k...